LAPORAN PRATIKUM TEKNIK
RESERVOIR I
VISKOSITAS KINEMATIK
(ASTM D-445)
DISUSUN
OLEH:
NAMA :
GISKA DEOVELWAN
NPM :
1103028
LABORATORIUM
TEKNIK RESERVOIR
PRODI TEK. EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS
PALEMBANG
TA.2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan anugrah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Karunia-Nya merupakan inspirasi yang tak
terperi dalam penyelesaian laporan
tentang viskositas.
Sebagai pegangan ilmu dalam praktikum reservoir. Kami
banyak mencari materi yang harus di pelajari lebih
dalam,Oleh karena itu saya
selaku penulis banyak melakukan pencarian data mengenai lebih dalam ilmu
viskositas yang disajikan dalam makalah ini.
Pada
kesempatan ini, saya selaku penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada asisten praktikum
reservoir yang telah banyak membantu
kami mulai dari perencanaan hingga sampai penyusunan. Saya pun berbahagia
seandainya mahasiswa Akamigas semakin
antusias mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia perminyakan.
Saya selaku penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam bentuk penyajian maupun
dalam bentuk ilmiah
yang saya sajikan dan
meminta kepada semua pihak agar memberikan kritik dan sarannya, guna menyempurnakan
laporan
ini. Saya
berharap ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa/i Akamigas khususnya bagi jurusan Teknik Eksplorasi dan Produksi
Migas.
Palembang, 18 Juni 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………....
BAB I.
PENDAHULUAN................................................................................
I.1 Latar
Belakang..........................................................................................
I.2. Tujuan dan
Manfaat..................................................................................
I.3 Metodelogi Penulisan ...............................................................................
I.4 Sistematik Penulisan
................................................................................
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA......................................................................
BAB III.
PEMBAHASAN................................................................................
BAB IV.
PENUTUP........................................................................................
IV.1 Kesimpulan ........................................................................................
IV.2
Saran...................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dalam ilmu industri
perminyakan, praktikum ini sangat bermaanfaat bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS, viskositas
sangat berperan penting dalam menentukan kekentalan minyak baik yang trasparan
maupun opaque dalam trayek 0,2 Cs dan lebih besar dari 0,2Cs
I.2
Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
o
Agar
mahasiswa/i dapat menentukan, viskositas
sangat berperan penting dalam menghitung kekentalan minyak baik yang trasparan
maupun opaque dalam trayek 0,2 Cs dan lebih besar dari 0,2 Cs.
Manfaat :
o
Lebih
mengenalkan mahasiswa/i Polteknik Akamigas Palembang bagaimana cara kerja menghitung viskositas
dalam suatu fluida.
o
Agar
mahasiswa mengetahui apa saja peralatan yg
di gunakan dalam praktikum viskositas.
I.3 Metodelogi Penulisan
Adapun
metodelogi penulisan yang penulis gunakan adalah :
Ø
Library Research, yaitu penulis mengumpulkan
data-data yang diperlukan dari buku-buku dan internet yang sesuai dengan
masalah yang akan dibahas.
I.4 Sistematik Penulisan
BAB
I, merupakan penjelasan dari latar belakang dibuatnya laporan ini, tujuan dan
manfaat dari pembuatan laporan, metodelogi penulisan serta sistematik
penulisan.
BAB
II, berisi tentang tinjauan pustaka baik itu dasar-dasar teori yang
bersangkutan dengan judul maupun gambar-gambar
BAB
III, pembahasan tentang viskositas
kiematik
BAB
IV, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan
terakhir daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan" atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai
sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. Gaya
tarik menarik antar molekul
yang besar dalam cairan menghasilkan viskositas yang tinggi.
·
Teori
Newton
Ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda padat, badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya
yang berlawanan untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear
diterapkan kepada sebuah fluid, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluid
mengalir, dan berlanjut mengalir ketika tekanan diterapkan. Ketika tekanan
dihilangkan, umumnya aliran
berkurang karena perubahan internal energi viskositas cairan newton, Viskositas tiap fluida memiliki resistansi tehadap gaya
geser atau viskositas yang berbeda. Makin besar tegangan geser yang terjadi
maka makin kecil viskositasnya. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid
terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Tekanan uap seperti dalam kasus gas, energi kinetik
molekul cairan tidak seragam tetapi bervariasi. Terdapat keteraturan dalam
keragaman ini dan distribusi mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
viskositas dan sifat alir cairan Viskositas dan sifat alir Cairan Newton
Viskositas dinamik, Viskositas
kinematik. Viskositas
merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Viskositas Kinematik adalah viskositas
absolut dibagi kerapatan cairan ( bobot Cairan hijau di
bagian kiri mempunyai tingkat viskositas yang lebih Teori Newton). Ketika sebuah tekanan shear
diterapkan kepada sebuah benda padat, badan itu akan sampai di sini yang telah dibahas adalah cairan satu komponen yakni cairan murni. Fasa cair yang
berupa sistem dua atau multi komponen, yakni larutan juga.
Cairan
Non Newton mempunyai tiga sub grup yaitu:
1. Cairan dimana tegangan geser hanya tergantung pada gradien kecepatan
saja, dan walaupun hubungan antara tegangan geser dan gradien kecepatan tidak linier, namun tidak tergantung pada waktu setelah cairan menggeser.
2. Cairan dimana tegangan geser tidak hanya tergantung pada gradien
kecepatan tetapi tergantung pula pada waktu cairan menggeser atau pada kondisi sebelumnya.
3. Cairan visco-elastis yang menunjukkan karakteristik dari zat pada elastis dan cairan viskus.
Kemiringan garis tersebut menunjukkan besarnya viskositas.
Prinsip dasar persamaan kontinuitas adalah massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, dimana massa dalam suatu sistem yang konstan dapat dinyatakan dalam rumus:
ρ1.v1.dA1 = ρ2.v2.dA2
1. Cairan dimana tegangan geser hanya tergantung pada gradien kecepatan
saja, dan walaupun hubungan antara tegangan geser dan gradien kecepatan tidak linier, namun tidak tergantung pada waktu setelah cairan menggeser.
2. Cairan dimana tegangan geser tidak hanya tergantung pada gradien
kecepatan tetapi tergantung pula pada waktu cairan menggeser atau pada kondisi sebelumnya.
3. Cairan visco-elastis yang menunjukkan karakteristik dari zat pada elastis dan cairan viskus.
Kemiringan garis tersebut menunjukkan besarnya viskositas.
Prinsip dasar persamaan kontinuitas adalah massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, dimana massa dalam suatu sistem yang konstan dapat dinyatakan dalam rumus:
ρ1.v1.dA1 = ρ2.v2.dA2
Perilaku dari fluida yang mengalir bergantung pada sifat dari fluida yang bervariasi. Viskositas adalah salah satu sifat yang penting berpengaruh pada tegangan geser yang terjadi pada fluida yang bergerak. Meskipun kedua fluida terlihat sama (keduanya mempunyai cairan yang bening dan mempunyai spesifik gravitasi, mereka berperilaku sangat berbeda pada saat bergerak. Viskositas yang paling kental adalah sekitar 10.000 kali daripada air. Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress) yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan.
Pada
temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh
perubahan suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat
incompressible. Tetapi
jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan. Fluida tersebut digolongkan compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang
incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
Kemampuan mampat fluida (Compressibility of fluids) adalah salah satu sifat fluida yaitu seberapa mudah volume dari suatu massa fluida dapat diubah apabila terjadi perubahan tekana artinya seberapa mampu mampatkah fluida tersebut. Sebuah sifat yang biasa dipakai untuk mengetahui kemampuan mampatan fluida adalah bulk modulus.
Kemampuan mampat fluida (Compressibility of fluids) adalah salah satu sifat fluida yaitu seberapa mudah volume dari suatu massa fluida dapat diubah apabila terjadi perubahan tekana artinya seberapa mampu mampatkah fluida tersebut. Sebuah sifat yang biasa dipakai untuk mengetahui kemampuan mampatan fluida adalah bulk modulus.
Ev.Ev=dp/(dp/p)
Hasil nilai modulus yang besar menunjukan bahwa fluida relatif tidak mampu mampat. Tidak mampu mampat artinya dibutuhkan perubahan tekanan yang besar untuk menghasilkan perubahan volume yang kecil.
SISTEM NEWTONIAN
Hasil nilai modulus yang besar menunjukan bahwa fluida relatif tidak mampu mampat. Tidak mampu mampat artinya dibutuhkan perubahan tekanan yang besar untuk menghasilkan perubahan volume yang kecil.
SISTEM NEWTONIAN
Diasumsikan
adalah sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel,
bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu
kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.
Digunakan istilah :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F’/A = η dv/dr
η= F’/A = Fdv/dr G
Digunakan istilah :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F’/A = η dv/dr
η= F’/A = Fdv/dr G
Viskositas (η) merupakan perbandingan antara Shearing stress F’/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm-2
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise , f = 1/η
Viskositas Kinematik adalah viskositas absolut dibagi kerapatan cairan (bobot jenis). Satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs. Viskositas kinematik = η /r. Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.
Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
RUMUS ARRHENIUS :
h = A.eEv/RT
Dimana:
A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan
Ev = energi aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul
A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan
Ev = energi aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul
Dibutuhkan
lebih banyak energi untuk memecah ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir,
karena cairan tersebut tersusun dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan
ikatan hidrogen. Tetapi ikatan ini akan dipecahkan pada temperatur yang tinggi
oleh perpindahan panas dan Ev akan menurun dengan nyata. Viskositas cairan akan
menurun jika suhu diturunkan, sedangkan viskositas gas meningkat jika suhu
dinaikkan.
Cara menentukan viskositas suatu zat
menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara
lain :
1. Viskometer k apiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bias ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketikaia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
Viskositas dari cairan newton bias ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketikaia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
2. Viskometer Hoppler
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalamdari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.Penurunan konsentras iini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan kelua rmemadat.Hal ini disebt aliran sumbat (Moechtar,1990).
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalamdari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.Penurunan konsentras iini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan kelua rmemadat.Hal ini disebt aliran sumbat (Moechtar,1990).
3. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk
koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda
berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak
mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v
dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut
akan mengalami gaya gesekan fluida dengan k adalah konstanta yang bergantung
pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun
1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola nilai k = 6 π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka
diperoleh persamaan seperti berikut:
Gambar Alat dan Rangkaian Percobaan
1.
Viskosimeter Dua Kaki 2. Viskosimeter Tiga Kaki
Rangkaian Percobaan
BAB
III
PEMBAHASAN
Pada
kali ini saya
mengangkat masalah mengenai koefisien viskositas didefinisikan sebagai
hambatan pada aliran cairan. Gas juga memiliki viskositas, tetapi nilainya
sangat kecil. Dalam kasus tertentu viskositas gas memiliki peran penting,
misalnya dalam peawat terbang.
1.
Viskositas cairan yang partikelnya besar dan
berbentuk tak teratur lebih tinggi
dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya
teratur.
Dua poin ini dapat dijelaskan dengan teori
kinetik. Tumbukan antara partikel yang berbentuk bola
atau dekat dengan bentuk bola adalah tumbukan elastik atau hampir elastik. Namun tumbukan
antara partikel yang bentuknya tidak beraturan cenderung tidak elastik. Dalam tumbukan tidak elastik, sebagian energi
translasi diubah menjadi energi vibrasi, dan akibatnya partikel menjadi lebih
sukar bergerak dan cenderung berkoagulasi. Efek
suhu mirip dengan efek suhu pada gas. Koefisien viskositas juga kadang secara
singkat disebut dengan viskositas dan diungkapkan dalam N s m-2
dalam satuan SI. Bila sebuah bola berjari-jari r bergerak dalam cairan dengan
viskositas η dengan kecepatan U,
hambatan D terhadap bola tadi diungkapkan sebagai.berikut:
D = 6πhrU
Hubungan ini (hukum Stokes) ditemukan
oleh fisikawan Inggris Gabriel Stokes (1819-1903). Viskosotas atau kekentalan
dapat dibayangkan sebagai gesekan antara satu lapisan dengan lapisan lain di
dalam fluida. Dalam fluida tidak kental (fluida ideal) tidak ada viskositas
yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika laipsan-lapisan tersebut bergeser
sedangkan dalma fluida kental viskositas/kekentalan itu ada. Akibatnya dalam
suatu pipa yang luas penampangnya serba sama, setiap lapisan fluida tidak
kental bergerak dengan kecepatan yang sama, demikian pula lapisan fluida yang
dekat dengan dinding pipa, sedangkan dalam fluida kental lapisan-lapisan fluida
bergerak dengan kecepatan yang tidak seluruhnya sama. Bahkan lapisan fluida
yang terdekat dengan dinding tidak bergerak sama sekali . Dalam fluida yang
kental kita perlu gaya untuk menggeser satu lapisan fluida terhadap yang lain
.Fluida ideal tidak mempunyai viskositas alias kekentalan. Jika kita
mengandaikan suatu fluida ideal mengalir dalam sebuah pipa, setiap bagian
fluida tersebut bergerak dengan laju (v) yang sama. Berbeda dengan fluida
ideal, fluida riil alias fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai viskositas.Karena mempunyai viskositas, maka ketika mengalir dalam
sebuah pipa, misalnya, laju setiap bagian fluida berbeda-beda. Lapisan fluida
yang berada tengah-tengah bergerak lebih cepat (v besar), sebaliknya lapisan
fluida yang nempel dengan pipa tidak bergerak alias diam (v = 0). Jadi dari
tengah ke pinggir pipa, setiap bagian fluida tersebut bergerak dengan laju yang
berbeda-beda.
Keterangan :
R = jari-jari pipa/tabung v
1
= laju aliran fluida yang berada di tengah/sumbu tabung v
2 = laju aliran fluida yang berjarak r2 dari pinggir tabung v 3 = laju
aliran fluida yang berjarak r3 dari pinggir tabung v
4 = laju aliran fluida yang berjarak r4 dari pinggir tabung r
Besarnya gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas
keeping yang bersentuhan dengan fluida A, dan berjarak L dari keeping yang diam
dirumuskan dengan. Dengan F = gaya yang
bekerja (newton(N) A = luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2 )
V= kelajuan (m/s) L = jarak antara dua keeping (m)
η =koefisien viskositas [kgm-1s-1 atau Pa s (pascal sekon )]
nilai koefisien viskositas (η) berubah sesuai dengan
perubahan temperature. Jika temperature naik viskositas zat cair turun
sedangkan untuk gas akan naik dan sebaliknya jika temperature turun viskositas
zat cair naik sedangkan untuk gas turun.
Hukum stokes untuk fluida
kental
Bagaimana pengaruh fluida kental terhadap benda
yang bergerak di dalamnya. Apabila
suatu benda bergerak dengan kelajuan tertentu dalam suatu fluida kental, maka
benda tersebut akan terhambat gerakannya oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersebut. Seorang dengan nama sir George Stokes pada tahun 1845 menunjukkan
bahwa gaya hambatan F yang dialami oleh benda berbentuk bola yang bergerak
relative terhadap fluida diberikan oleh hubungan
Dengan
Fs= gaya hambatan (N)
η =koefisien viskositas [kgm-1s-1 atau Pa s (pascal sekon
)]
r= jari-jari bola (m)
v = kelajuan relative benda terhadap fluida (m/s)
π = 3,14 atau 222
Hukum Stokes
Suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu
fluida kental, kecepatannya makin besar sampai mencapai suatu kecepatan
maksimum yang tetap. Kecepatan maksimum yang tetap ini dinamakan kecepatan
terminal. Pada
benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya bekerja tiga buah
gaya yaitu:
1. Gaya
berat w= m. G yang arahnya ke bawah
2. Gaya
keatas fa= vf. Ρf G yang arahnya keatas
3. Gaya
hambatan/gesekan yang dikerjakan fluida.
Fs
Kecepatan terminal dicapai setelah gaya-gaya yang bekerja seimbang
W
–fs–f a = 0
Untuk benda berbentuk bola, kecepatan
terminal (vt) dirumuskan dengan
Dengan:
vt= kecepatan terminal (m/s)
r = jari-jari bola (m)
η= koefisien viskositas fluida (kg m-1 s-1)
ρf = massa jenis benda (kg/m3)
g = gravitasi (m/s)
BAB
IV
PENUTUP
VI.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian bahasan “viskositas” dapat disimpulkan bahwa:
1. Peranan viskositas di industry migas sangat penting.
2. Viskositas sangat penting dan harus cermat dalam menentukan kekentalan Minyak baik yang transparan maupun opaque.
VI.
II Saran
1. Sebaiknya alat dan bahan digunakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
1. Sebaiknya alat dan bahan digunakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
2. Sample ke 3 harus di
lengkapi
DAFTAR PUSTAKA
Ir.H.hamid,abdul. dkk. Buku
Penuntun PratikumTeknik Reservoir I.
LaboratoriumTeknik Reservoir I.2011/2012: Palembang
http://www.shinhan.com/product/catalog/gecil_astm_method_D6304%20%2800%29.PDF
http
: //www.kyoto-kem.com/en/pdf/viskositas/kekentalan.pdfp
http
://www.intertekcb.com/Thailand/documents/viskositas_kinematik.pdf
http ://www.energyinstpubs.org.uk/pdfs/1657.pdf
http
://www.expotechusa.com/viskositas.pdf
0 komentar:
Posting Komentar